Jumat, 08 Agustus 2008

Ke Bale Sunda Aja...


Bale Sunda



Kampung Bunga



Gua Paling suka kalau membandingkan dua hal yang menurutku patut untuk diperbandingkan. Contohnya saja kemarin, Jumat dan Minggu dalam selang waktu sehari gua mengunjungi dua restoran berbeda yang bertempat di Bintaro yaitu : Bale Sunda dan Kampung Bunga.


Dua-duanya memiliki keunggulan masing-masing yang menurutku merupakan ciri khas yang dicoba untuk dimunculkan oleh pemiliknya. Lalu, manakah yang lebih baik? Berikut ini adalah analisis versiku :


1. Konsep Restoran


Dua-duanya memiliki ciri khas masing-masing. Bale Sunda mencoba untuk mengadopsi rumah makan Sunda dengan setting tempat, dekorasi, pernak-pernik, tata cara menyantap makanan,dan menu yang disajikan. Sedangkan, Kampung Bunga mencoba untuk memunculkan konsep back to nature, dimana tata letak restoran disusun sedemikian rupa seolah-olah kita berada ditengah-tengah alam . Soal menu, Kampung Bunga menyajikan masakan khas Solo. Tetapi menurut gua, konsep Solonya kurang…malah setting tempatnya kayak bale sunda yang lesehan. Jadi menurutku, Kampung Bunga adalah restoran back to nature dengan menu khas Solo. Tempatnya lumayan romantis, tempat makan yang pas buat pasangan yang lagi dimabuk cinta, he3! Kalo menunya sih, direkomendasiin buat yang suka masakan khas Jawa yang manis. Kalo pengen Pedes, Lebih direkomendasikan buat ke Bale Sunda.


Mana yang Lebih baik? Imbang…kalo nilai agregat nilai adalah 1 untuk kriteria ini, gua akan kasih nilai yang sama yaitu : 0,5 untuk Bale Sunda dan 0,5 untuk Kampung Bunga.


2. Menu


Bale Sunda seperti yang sudah gua jelaskan diatas menyajikan menu-menu khas Sunda seperti : Lalapan, gurami goreng ataupun bakar, Kakap, tempe & tahu, sambal khas sunda yang puedes, es kelapa muda yang seger,seafood pun ada seperti Cumi-cumi dan Udang. Jadi bale Sunda merupakan tempat makan yang pas jikalau Anda mengalami gizi buruk, belum makan selama seminggu, ataupun pencinta kuliner yang tidak cukup kalau hanya makan satu jenis makanan saja. Menunya lumayan variatif kok.


Kampung Bunga menyajikan masakan khas Solo seperti : Nasi Liwet, Tengkleng Bakar dan Kuah (Sapi dan Kambing), Ayam Kampung, Ubi dan Pisang keju, es dawet, es Lengkeng, dan lain-lain. Masakannya manis, cocok kalau Anda orang Jawa yang menyukai rasa masakan yang manis. Kalo masih kurang manis…Coba liat gua aja,hue3! Tetapi, masakannya kurang variatif. Harusnya masakan khas Jawa kan lebih banyak variasinya. Tetapi disini titik beratnya Cuma tengkleng. Gua punya pengalaman buruk memesan masakan disini. Kisahnya begini, pertama gua pesen Ayam Kampung goreng tabur khas Kampung Bunga dan Es Lengkeng, 5 menit kemudian pelayannya bilang,”dua-duanya gak ada,Mas. Ganti menu ya?”. Gua mengalah dan mengganti menu dengan Nasi Liwet dan jus Jambu, 5 menit kemudian Sang pelayan mengabarkan bahwa Nasi Liwetnya abis. Gua lagi-lagi harus mengalah dan memesan Tengkleng Bakar. Tau Apa yang terjadi? Tengkleng bakarnya juga habis… ya, udah dengan keselnya gua bilang, “Apa aja yang ada keluarin!” Ini restoran atau bukan sih? Masak jam 1 siang semua menunya sudah habis. Kata temenku Yudi, nih tempat tidak menerapkan Information Resources Management (IRM)…apa tuh gua juga gak ngerti. Yang jelas mereka tidak menstok persediaannya dengan baik sehingga lagi-lagi konsumen seperti gua harus kecewa.


Sedikit Subjektif nih, tapi gua ngasih nilai 0,8 buat Bale sunda dan 0.2 buat Kampung Bunga…Sory!


3. Pelayanan


Ada pepatah bahwa ‘Customer is a King’ dan itu yang pengen gua titik beratkan. Manakah yang lebih baik? Mungkin karena medan yang agak berat. Kampung Bunga agak sedikit lamban didalam merespon keinginan pelanggan. Kemaren sempet nunggu sekitar 10 menit sebelum akhirnya saya dan Abang berinisiatif untuk mencari pelayannya. Mengetok kentongan yang ada pun tidak berpengaruh, pelayan tidak juga kunjung datang. Berbeda dengan Kampung Bunga, pelayan di Bale Sunda sedikit lebih sigap didalam merespon pelanggan. Mungkin kerana medan yang relatif tersentralisasi dan sedikit lebih mudah untuk dijelajahi, Bale Sunda sedikit lebih baik.


Nilai yang gua berikan? 0,6 buat Bale Sunda dan 0,4 buat Kampung Bunga.


4. Harga


Soal harga, dua-duanya relatif sama. Bisa dibilang relatif standar restoran-restoran di Jakarta. Jika dibandingkan dengan warteg yah, emang mahal. Tapi perbandingan disini adalah restoran-restoran sejenis yang biasanya nongkrong di mal. Kocek yang harus dikeluarkan sekitar 30-50 ribu per orang. Sekali-kali boros gak apa-apa kan!


Gua akan bagi rata nilai di harga ini yaitu masing-masing 0,5. Biar adil, lagian kan harganya relatif sama.


5. Setting Tempat dan Dekorasi


Kalo soal ini, kayaknya berbeda segmen deh. Bale sunda kayaknya tempat makan yang cocok buat keluarga dan rame-rame, sedangkan Kampung Bunga lebih cocok kalau buat makan berduaan karena nuansanya yang romantis dan alami dengan penerangan lilin dan lampu yang cahayanya redup.


Pada sesi ini, kayaknya imbang deh. Masing-masing memiliki segmen yang berbeda-beda. 0,5 adalah nilai yang tepat buat keduanya.


6. Kesimpulan


Manakah yang lebih baik? Saya rasa Anda punya selera masing-masing. Tetapi berdasarkan opini subjektifku, aku akan pilih ke Bale Sunda aja... :)


(ket : Bale Sunda terletak di sektor 9 sebelah kanan Carefour (eks Alfa), sedangkan kampung Bunga juga terletak di sektor 9 di belakang Bintaro Trade Center Food Court)